Istilah campursari dalam dunia musiknasional Indonesia mengacu pada campuran (crossover) beberapa genre musik kontemporer Indonesia. Nama campursaridiambil dari bahasa Jawa yang
sebenarnya bersifat umum. Musik campursari di wilayah Jawa bagian
tengah hingga timur khususnya terkait dengan modifikasi alat-alat musikgamelan sehingga
dapat dikombinasi dengan instrumen musik barat, atau sebaliknya. Dalam
kenyataannya, instrumen-instrumen 'asing' ini 'tunduk' pada pakem musik
yang disukai masyarakat setempat: langgam Jawadan gending.
Campursari pertama kali dipopulerkan olehManthous dengan memasukkan keyboard ke
dalam orkestrasi gamelan pada sekitar akhir dekade 1980-an melalui
kelompok gamelan "Maju Lancar". Kemudian secara pesat masuk unsur-unsur
baru seperti langgam Jawa (keroncong) serta akhirnya dangdut. Pada dekade 2000-an telah dikenal bentuk-bentuk campursari yang merupakan campuran gamelan dan keroncong (misalnya Kena Godadari Nurhana), campuran gamelan dan dangdut, serta campuran keroncong dan dangdut (congdut, populer dari lagu-lagu Didi Kempot).
Meskipun perkembangan campursari banyak dikritik oleh para pendukung
kemurnian aliran-aliran musik ini, semua pihak sepakat bahwa campursari
merevitalisasi musik-musik tradisional di wilayah tanah Jawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar